Protes dan Pertimbangan: Kisah Siri’ dan Marwah Melawan Klub Malam di Makassar

Penulis : Ahmad Robbani
Luwuk.today, Dalam sebuah keputusan yang mengundang sorak-sorai dan protes, sebuah klub malam baru yang diresmikan di Makassar menjadi pusat perdebatan yang membelah masyarakat. Tokoh agama, seperti Ustaz Das’ad Latif, bersuara keras menentangnya, menyuarakan kekhawatiran akan kehilangan marwah Islam di tanah kelahiran mereka.
Kisah ini mencerminkan pertarungan antara kepentingan hiburan dan nilai-nilai agama yang telah dijunjung tinggi oleh masyarakat Sulawesi Selatan. Masyarakat merasa bahwa kehadiran klub malam tersebut mencoreng filosofi hidup Siri’ na Pacce, yang merupakan landasan kuat dalam menilai setiap tindakan di lingkungan mereka.
Protes ini tidak hanya memicu gelombang protes di media sosial, tetapi juga membangkitkan semangat perjuangan dan kebanggaan akan warisan Islam dan adat Bugis. Para pemimpin agama, seperti Muhammadiyah, dengan tegas menyuarakan penolakan terhadap maksiat yang dianggap mencoreng ajaran Islam.
Namun, di tengah-tengah perdebatan ini, masyarakat diingatkan untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap keputusan yang diambil. Pertanyaan mendasar muncul tentang bagaimana nilai-nilai agama dan budaya dapat dilestarikan dalam menghadapi perubahan zaman.
Dalam momen yang penuh refleksi menjelang hari raya Idul Adha, penting bagi masyarakat untuk merenungkan dan mengambil sikap yang bijak demi menjaga kehormatan bersama. Kisah tentang Siri’ dan Marwah Makassar menjadi cerminan perjuangan antara nilai-nilai tradisional dan arus modernisasi yang tak terelakkan.



